Siang itu matahari bersinar
begitu cerah, tapi tentu saja tak secerah hati ke empat sahabat ini. Disudut
kelas, tampak mereka sedang bersenda gurau, tertawa begitu ceria sambil
menunggu bel pulang berbunyi. Sedangkan anak-anak yang lain pun tampak sibuk dengan
urusan masing-masing, sang guru pun hanya tersenyum melihat anak muridnya
begitu ceria, sambil sesekali menyuruh mereka diam. Karena pekerjaan mengoreksinya
belum selesai ia kerjakan.
Tiba-tiba “kriinngggg” bunyi bel
pulang telah tiba. Seluruh siswa berhamburan keluar kelas, tak terkecuali
dengan ke empat sahabat ini. Dengan
semangat empat lima mereka berjalan menuju pintu gerbang sekolah. Mereka adalah
ADMN, sebuah kisah persahabatan yang sangat indah, selalu bersama disaat suka
dan duka. Mereka masih terus berjalan, seperti biasa siang ini sepulang sekolah
mereka akan kerumah Mery, mengerjakan tugas bersama adalah kebiasaan mereka.
Akhirnya mereka sampai, rumah
Mery memang dekat dengan sekolah. Dalam waktu beberapa menit dan hanya dengan
berjalan kaki mereka sudah sampai disana. Mereka disambut oleh segelas air es, yang
membuat badan terasa segar. Tak lupa risoles isi mie juga tak luput dari santapan
mereka. “eeeeeee….” Suara sendawaan Nanda membuat yang lain menoleh, dan mereka
semua pun tertawa. Ini sudah biasa mereka dengar, bahkan hal yang lebih
menjijikkan dari ini pun sering mereka temukan dari diri Nanda. Sambil bersenda
guraw mereka pun mengerjakan tugas mereka. Mereka pun bekerja sama, mencari
bahan, hingga berdiskusi bersama. Dannn.. tak terasa siang telah berganti sore.
Tugas yang sedari tadi mereka kerjakan akhirnya selesai. Dengan wajah puas
mereka melihat itu. Tapi mereka harus pulang, orang tua mereka pasti sudah
menunggu dirumah. Kemudian mereka pamit dan pulang dengan senang hati.
Keesokan harinya, Pak Umar, guru
komputer mereka yang sangat baik, ramah tamah serta humoris, tak pernah marah
meski senakal apapun muridnya. Ia masuk ke kelas IX A, kelas yang dihuni oleh
kumpulan anak-anak berprestasi termasuk ADMN. Ia membawa kabar baik, rencananya
mahasiswa dari salah satu kampus di kota mereka akan mengadakan acara bistik di sekolah mereka.
Tak terduga ada beberapa anak dari kelas mereka yang dipilih untuk mengikuti
acara itu, ADMN juga termasuk didalamnya. Mereka pun senang dan tertawa,
penasaran dengan acara itu.
Hari berganti sore, sebentar
lagi acara itu akan dimulai. Tapi tunggu dulu, mana Amel? Remaja usia 14 tahun
itu tak tampak batang hidungnya. Kemana dia? Apa dia lupa? Timbul pertanyaan di
hati teman-temannya. Tiba-tiba terdengar suara orang berlari menuju arah lab komputer
SMP mereka, dan orang itu…. “AMELL” serempak ketiga temannya berteriak. “Untung
kamu tidak terlambat, sebentar lagi acara ini akan dimulai” ujar Disty. “Maaf,
tadi aku ketiduran”, jawab Amel. “Ya sudah, mari kita masuk saja. Tak enak
dengan yang lain” sambung Mery. “Siap bos” ujar Amel, Disty, dan Nanda
serempak. Mereka pun tertawa dan mengikuti acara itu dengan senang hati.
Dua bulan kini telah berlalu,
kini persahabatan mereka tak sehangat dulu. Semenjak acara itu Mery berubah. Ia
sering SMSan dengan kenalan barunya, ya dia adalah salah satu mahasiswa dari kampus itu. Lelaki itu bernama ARI TRISNA SURYONO, atau biasa dipanggil
dengan sebutan Jack. Itu dia lelaki yang telah mengubah sifat Mery, kini susah
senangnya hanya bersama Jack. Dia pun jarang terlihat tertawa bersama temannya.
Tanpa ia sadari hal itulah yang membuat ketiga temannya menjauh, sekarang tiada
lagi kehangatan itu. Semua menjadi dingin, lebih dingin dari hujan yang tak tak
kunjung berhenti semalaman.
Pagi pun
tiba, dengan langkah cuek dan gontai Amel berjalan menuju kelasnya. Pelajaran Bahasa
Inggris yang tidak disukainya mengawali harinya pada hari ini. Di kelas itu
telah datang beberapa anak dan salah satunya adalah Mery. Tentu saja dia sedang SMSan
dengan teman barunya. Amel pun diam, bersikap seperti tak terjadi apa-apa. “Hai
Mel, kenapa kau begitu tak bersemangat?” Tanya Mery dengan wajah berseri. “Oh
ya? Mungkin aku hanya tak enak badan” ujar Amel seperlunya. Ia pun bersandar di kursinya. Dalam hati ia berkata “Kenapa Mery tak sadar dengan apa yang terjadi
antara kami, apa karena lelaki itu ia seperti ini?” kesal Amel di dalam
hatinya.
Waktu telah
menunjukkan pukul 9.00 pagi, saatnya istirahat. Mereka hanya pergi bertiga,
tanpa Mery. Apa jadinya ADMN tanpa M. Mereka pun selesai jajan, ketika masuk
kelas seperti biasa, Mery sedang berSMS ria dengan orang yang disebutnya teman
tadi. Tapi tunggu, Nanda mencium sesuatu yang tidak beres. Sepulang sekolah,
Nanda membuka situs jejaring sosial miliknya, kemudian ia mengetik nama Jack di kotak
pencarian dan ketemu, tanpa aba-aba ia pun langsung mengklik nama itu. Seperti
mimpi ia melihat sebuah status hubungan baru diperbarui beberapa hari yang
lalu. Dan tertulis “Jack F berpacaran dengan Sintya F”. Nanda pun mulai
mengerti, “ Sintya kan nama panjangnya Mery” ujarnya dalam hati, “Apa
jangan-jangan?”. Spontan ia pun langsung mengklik nama wanita itu, dan benar
saja. Muncul sebuah gambar kartun seorang wanita yang sangat familiar, ia
merasa pernah melihatnya, tapi dimana? Tak lama ia berpikir, ia langsung menghubungi Amel dan Disty dan
terlibat percakapan serius diantara mereka. Mereka pun heboh dan tak sabar
menunggu esok.
Pagi pun
tiba, dengan langit yang agak mendung mereka datang 5 menit sebelum bel
berbunyi. Tanpa aba-aba Disty pun membuka pembicaraan, ia menanyakan tentang
status Mery dengan Jack. Tapi Mery hanya mengaku sebagai teman. Nanda pun geram
dibuatnya, dengan ketus ia berkata “Hei Mery, kamu tak perlu menutupi ini dari
kami, kami sudah tau semuanya”. “Iya, kamu Sintya F kan? Tak usah berlagak tak
mengerti lah, kami tak sebodoh yang kamu kira” sambung Amel. “Terserah kalian
deh mau bilang apa, yang jelas aku dan dia hanya teman!” ia segera keluar
kelas, tak perduli dengan bel masuk yang berbunyi. Tampak dari wajahnya ia
sangat marah.
Sebulan
lamanya mereka tak bertegur sapa, tak perduli dengan apa yang terjadi. Masing-masing
sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional yang akan
diadakan sebentar lagi. Pergi pagi pulang sore sudah biasa dilakukan, apalagi
dengan tambahan les diluar sekolah membuat mereka sangat sibuk, mereka tak ada
waktu untuk memikirkan hal itu.
Malam
sebelum ujian, mereka telah siap dengan pelajaran esok hari. Tiba-tiba
terdengar bunyi SMS masuk, dengan ogah-ogahan mereka membuka sms itu, dan
ternyata sms itu dari Mery. SMS berisi pengakuan dan ucapan minta maaf yang
tulus darinya. Seolah tak percaya
mereka membaca SMS itu dan langsung membalasnya. Mereka juga meminta maaf atas
sikap mereka selama ini, yang sudah egois dan tak mau kalah. Akhirnya keadaan
telah kembali seperti semula, kehangatan itu datang lagi. Malam itu bagai hari
terindah dalam hidup mereka.
Kini sebulan
telah berlalu, surat kelulusan telah mereka terima, dan hasilnya mereka semua
lulus dengan hasil yang memuaskan, kini mereka telah kompak seperti dulu.
Melanjutkan ke SMA yang sama, dan itulah dia ADMN, sebuah persahabatan yang
sangat indah dan tak kan pernah terpisahkan oleh apapun..
Cerita
dan tokoh hanya hanyalan belaka :)